6 Oknum TNI AD Terlibat Kasus Mutilasi di Papua, Jenderal Andika Merespons, Tegas
papua.jpnn.com, JAYAPURA - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyebut pihaknya terbuka apabila Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) ingin terlibat dalam penuntasan kasus pembunuhan disertai mutilasi di Papua.
“Kami sama sekali tidak menghalangi, bahkan kami sangat akomodatif,” kata eks Pangkostrad itu ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/9).
Andika mengaku pada prinsipnya akan terus mengawal penuntasan kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap warga sipil di Papua, Senin (22/8).
TNI tidak perlu didorong oleh pihak eksternal agar pengungkapan perkara menjadi transparan dan akuntabel.
“Kami tidak perlu didorong oleh siapa pun, tetapi saya tetap mengawal," kata Andika.
Toh, eks Danpaspampres itu memiliki prioritas membenahi internal di TNI agar militer di tanah air bisa menjadi profesional seperti diharapkan semua pihak.
"Itu menjadi prioritas utama saya. TNI harus bisa profesional dan berdiri di atas peraturan perundangan," katanya.
Sebelumnya, Komandan Pusat Polisi Militer TNI AD (Danpuspomad) Letjen Chandra W Sukotjo menyebut enam prajurit menjadi tersangka pembunuhan dan mutilasi warga di Papua.
Jenderal Andika Perkasa menyebut pihaknya terbuka apabila Komnas HAM dan LPSK ingin terlibat dalam penuntasan kasus pembunuhan disertai mutilasi di Papua.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News