Jika KIR Gabung KIB, Ikhwan Arif: Posisi Ganjar Makin Sulit
papua.jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Power Ikhwan Arif menilai jika Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bisa menjegal Ganjar Pranowo maju di Pilpres 2024.
Hal itu bisa terjadi setelah Airlangga dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menggelar pertemuan dan disinyalir membentuk koalisi besar.
Menurut pandangan Ikhwan, dua koalisi mengalami tarik-menarik dalam penentuan paket Capres-Cawapres.
"Kuatnya daya tarik-menarik figur capres dan cawapres, tidak menutup kemungkinan adanya sinyal kocok ulang paket komplet capres dan cawapres. Apalagi setelah pertemuan politik Partai Golkar dan PKB antara Airlangga Hartarto dan Muhaimin Iskandar yang berkemungkinan besar membentuk koalisi besar,” ungkap Ikhwan pada Senin (13/2).
Dengan bergabungnya KIB dengan KIR juga bakal mempersulit posisi Ganjar yang sebelumnya diduga bakal diusung oleh koalisi tiga partai itu jika gagal dideklarasikan oleh PDIP.
“Kesempatan Ganjar makin sempit setelah ada sukarelawan Ganjar yang membubarkan diri, dan jika KIR bergabung ke KIB. Ganjar tidak hanya bersaing dengan para Ketua Umum anggota KIB, meskipun PAN dan PPP mengusung Ganjar untuk mendapatkan tiket bakal capres, tetapi akan sulit bagi Ganjar ketika ada Prabowo yang berambisi maju di Pilpres 2024,” ujar Ikhwan Arif.
Menurut Ikhwan, pilihan satu-satunya adalah apabila Ganjar bisa maju sebagai bakal capres melalui PDIP.
Namun, kata dia, hingga hari ini PDIP belum juga memutuskan siapa yang akan diusung, ditambah lagi KIB dan KIR juga Tarik-menarik perihal capres dan cawapres.
Kesempatan Ganjar Pranowo makin sulit setelah ada sukarelawan Ganjar yang membubarkan diri dan jika KIR bergabung ke KIB.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News