Jubir OPM Buka Suara Soal Kondisi Gubernur Papua Lukas Enembe
papua.jpnn.com, JAYAPURA - Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) Sebby Sambom mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi kesehatan Gubernur Papua Lukas Enembe.
Dia menduga penurunan kondisi kesehata Lukas Enembe karena ulah dari oknum tertentu.
Sebby menduga Lukas Enembe diberikan racun pasca-menolak pemberlakuan otonomi khusus dan pemekaran wilayah di Papua.
"Kondisi Lukas Enembe sudah jelas diracuni," bebernya, Jumat (14/10) malam.
Sebby menerangkan kondisi Lukas Enembe sama persisnya seperti aktivis HAM Munir.
"Untungnya kondisi tubuh Pak Lukas kuat jadi tidak langsung tumbang seperti Munir saat diberikan racun," terang Sebby
Dia menduga selain Jakarta mendalangi kondisi yang menyebabkan Lukas Enembe jatuh sakit, ada pihaknya lainnya juga yang terlibat salah satu yakni Benny Wenda di Luar negeri.
"Banyak kelompok yang ingin menyerang termasuk dari Papua juga," ujarnya.
Gratifikasi
Sebby menilai dugaan gratifikasi Rp 1 miliar yang disangkakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Lukas Enembe sangat tidak masuk akal.
Sebab, kata dia, Lukas Enembe adalah seorang gubernur dan punya biaya operasional.
Baca Juga:
Selain itu, sebelum diperiksa l, Lukas Enembe langsung ditetapkan sebagai tersangka.
Menurut dia, tidak ada aturan hukum seperti itu. KPK belum memeriksa Lukas Enembe, namun sudah tetapkan tersangka. Apalagi yang mengumumkan penetapan tersangka terhadap Gubernur Papua adalah menteri, bukan KPK.
"Itu jelas-jelas intervensi politik, politisasi, pembunuhan karakter orang Papua. Orang Papua pikir, Lukas betul-betul korupsi, tidaklah Rp 1 miliar itu kecil. Rekeningnya Rp 60-70 miliar, baru mau korupsi hanya Rp 1 miliar, itu tidak masuk akal,” kata Sebby Sambom. (mcr30/jpnn)
Juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom menilai kondisi Lukas Enembe akibat ulah oknum yang ingin menjatuhkannya.
Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Muhammad Cholid Ridwan Abubakar Sangaji
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News