Sekolah Taruna Papua Gembleng Bocah dari Suku Terpencil Jadi SDM Unggul
Keempat, anak didik di SATP harus tampil menarik dan percaya diri. “Kami menyediakan pakaian, seragam, dan sepatu untuk mereka,” ucap Franco.
Kelima, SATP menyediakan pendidikan yang bermartabat dan berkualitas. Pilar keenam ialah mendorong anak didik SATP mampu bersaing dan berkompetisi secara global.
“Kami mengirim siswa-siswa ke luar daerah, termasuk ke Jakarta, untuk mengikuti olimpiade sains,” kata Franco.
Meski SATP memiliki fasilitas lengkap dan pendidikan gratis, tidak mudah bagi para pengasuhnya membujuk anak-anak dari berbagai suku di pedalaman Papua untuk mau menimba ilmu di sekolah itu.
Franco menjelaskan biasanya para orang tua keberatan, bahkan menolak ketika anak-anak mereka harus dibawa dari kampung halaman di pedalaman menuju Mimika.
“Terkadang harus melalui drama yang tidak mudah. Sulit bagi orang tua untuk melepas anak-anak mereka yang masih kecil untuk kami didik di sini,” ujarnya.
Namun, lambat laun upaya SATP melakukan pendekatan persuasif ke suku-suku di pedalaman Papua berbuah. Para orang tua yang anaknya dididik di SATP pun menyadari tentang pentingnya pendidikan.
“Setidaknya para orang tua di suku-suku terpencil menyadari pentingnya pendidikan dan masa depan yang lebih baik bagi putra dan putri mereka,” ucap wakil kepala sekolah yang membidangi kehumasan di SATP itu.
Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP) menjadi salah satu upaya untuk membentuk anak-anak asli Papua menjadi SDM berkualitas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News