Diduga Mencabuli Sejumlah Santriwati, Pimpinan Ponpes Ini Terancam 20 Tahun Penjara

Kamis, 31 Agustus 2023 – 08:33 WIB
Diduga Mencabuli Sejumlah Santriwati, Pimpinan Ponpes Ini Terancam 20 Tahun Penjara - JPNN.com Papua
Tampak Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’Iyah di Kabupaten Sorong tempat ketiga santriwati mendapatkan tindakan tidak senonoh dari pimpinan pesantren. Foto: ANTARA/Yuvensius Lasa Banafanu

Kapolres mengatakan alasan korban baru melapor ke polisi karena saat kejadian yang bersangkutan masih berstatus sebagai santri dan juga masih di bawah umur.

Selain itu, ada ketakutan tersendiri ketika ingin melapor, tetapi pada satu sisi masih terikat dengan status santri di pesantren itu.

"Kemarin ada salah satu korban yang sempat dimarahi oleh terlapor sehingga korban akhirnya berani membuka diri dan menceritakan kejadian yang dialaminya kepada keluarga dan orang tua. Akhirnya pihak keluarga korban langsung melapor ke Polres Sorong," katanya.

Saat ini aktivitas belajar-mengajar di Ponpes Salafiyah Syafi’Iyah masih tetap berjalan normal seperti biasanya.

"Kami tidak pasang police line di pondok pesantren tersebut, kami akan monitor terus di sana. Ini masih dilakukan pemeriksaan awal, nanti akan kita gali lebih dalam keterangan dari terlapor. Nanti kalau ada perkembangan akan kita sampaikan lagi," kata Kapolres.

Atas perbuatannya, tersangka K dijerat dengan Pasal 81 ayat 1 dan Ayat 3 jo Pasal 76 D dan atau Pasal 82 Ayat 1 jo Pasal 76 E Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.(antara/jpnn)

Pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah berinisial K di Sorong sebagai tersangka atas dugaan pencabulan dan persetubuhan terhadap sejumlah santriwati.

Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Sumber Antara
Facebook JPNN.com Papua Twitter JPNN.com Papua Pinterest JPNN.com Papua Linkedin JPNN.com Papua Flipboard JPNN.com Papua Line JPNN.com Papua JPNN.com Papua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News