Filep Wamafma Ajak Akademisi Hidupkan Optimisme Bagi Masyarakat Papua
Menurut Filep, optimisme dan harapan sangat penting guna mendorong pembangunan berkelanjutan di tanah Papua.
“Pedagogi Paulo Freire menyebutkan pendidikan itu membebaskan, membahagiakan. Apa yang kita sampaikan, seburuk apapun kenyataan, tidak boleh mematikan jiwa optimisme. Dari dulu orang Romawi bisa membangun dengan adagium, ‘audaces fortuna iuvat’, keberuntungan menaungi orang yang berani,” kata Filep.
Jadi, kata Filep, akan lebih baik jika para akademisi bertugas menciptakan optimisme dalam jiwa orang Papua.
“Jika semua yang diberikan cuma pesimisme, mana mungkin orang Papua bisa berkembang dan maju?” tanya Filep.
Kemudian, kata Filep, filosofi pemekaran seperti halnya Otsus yang kita ketahui, berupaya memberikan afirmasi positif pada orang asli Papua.
Dia mengatakan kegagalan Otsus Jilid 1 tentu berada di sana. Itulah sebabnya pemekaran menjadi upaya untuk melakukan pemerataan pembangunan, meningkatkan harkat martabat orang Papua, meningkatkan kesejahteraannya, dan meningkatkan pelayanan publik.
Hal itu, lanjut Filep sesuai dengan konsideran Menimbang UU 14, 15, 16 Tahun 2022 terkait pemekaran di Papua.
Menurut Filep, apabila sebelumnya hingga akhir Otsus Papua Jilid I IPM Papua masih rendah, maka pemekaran menjadi salah satu jalan keluar supaya pemerintah semakin dekat ke masyarakat, merasakan langsung kebutuhan masyarakat dan mengambil solusi yang tepat sasaran.
Senator atau anggota DPD RI dari Provinsi Papua Barat menanggapi adanya perdebatan tentang Otsus dan pemekaran, antara lain di antara akademisi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News