Marga Tingge Menolak Investasi Kelapa Sawit di Boven Digoel, Begini Alasannya

papua.jpnn.com, JAYAPURA - Marga Tingge, salah satu suku adat di Kabupaten Bovendibul menyampaikan penolakan tegas terhadap investasi perkebunan kelapa sawit yang direncanakan oleh PT Papua Berkat Pangan (PBP).
Penolakan ini muncul setelah perusahaan tersebut diduga melakukan penyerobotan tanah adat secara sepihak tanpa melibatkan pihak marga Tingge, yang merupakan pemilik sah tanah tersebut.
Izin lokasi untuk aktivitas perusahaan tersebut dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Boven Digoel, yang diwakili oleh Kepala Dinas PTSP beserta tim teknis, tanpa adanya koordinasi dengan marga Tingge.
Marga Tingge mengungkapkan bahwa diskusi publik yang dilakukan oleh perusahaan pun tidak melibatkan perwakilan mereka, yang jelas-jelas memiliki hak atas tanah adat tersebut.
Sebagai ketua marga, Bernol Tingge menegaskan bahwa pihaknya menolak keras masuknya investasi kelapa sawit di atas tanah adat mereka.
Bernol juga menjelaskan bahwa proses perizinan yang dilakukan perusahaan sejak awal tidak mengikuti prosedur yang benar serta mengabaikan hak-hak adat yang dijamin oleh Undang-Undang Republik Indonesia.
"Kami sangat keberatan dengan langkah perusahaan yang menghubungi pihak-pihak tertentu yang tidak memiliki hak atas tanah adat ini. Hal ini tidak sesuai dengan hukum yang berlaku, dan kami menilai bahwa pemerintah keliru dalam proses perizinan tersebut," ujar Bernol
Selain itu, marga Tingge juga menyatakan keberatannya terhadap rencana penggundulan hutan dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh investasi kelapa sawit.
Marga Tingge, salah satu suku adat di Kabupaten Bovendibul menyampaikan penolakan tegas terhadap investasi perkebunan kelapa sawit.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News