Marga Tingge Menolak Investasi Kelapa Sawit di Boven Digoel, Begini Alasannya

Bernol mengingatkan bahwa hutan di wilayah mereka memiliki habitat flora dan fauna yang sangat berharga dan harus dijaga kelestariannya.
"Kami sangat bergantung pada hutan untuk kehidupan kami. Hutan ini adalah sumber kehidupan bagi masyarakat adat kami, baik untuk bertani maupun untuk kebutuhan lainnya. Kehadiran investasi ini akan merusak semuanya, termasuk hutan sagu yang merupakan bagian tak terpisahkan dari adat kami," katanya dia
Marga Tingge menilai bahwa pengalaman masyarakat adat di daerah sekitar yang sudah lebih dahulu menerima investasi kelapa sawit menunjukkan dampak sosial yang merugikan.
Mereka menilai bahwa perusahaan-perusahaan tersebut tidak membawa manfaat nyata bagi masyarakat adat, bahkan sering kali menimbulkan kerusakan lingkungan serta menambah ketergantungan masyarakat pada perusahaan.
"Masyarakat adat berharap agar perusahaan-perusahaan ini bisa membantu dalam pendidikan anak-anak mereka, namun kenyataannya, janji-janji tersebut tidak pernah terwujud. Kami tidak ingin nasib yang sama menimpa masyarakat adat Pingge," tegasnya.
Atas dasar pertimbangan ini, marga Pingge menegaskan bahwa mereka akan terus berjuang untuk mempertahankan tanah adat mereka dan menolak segala bentuk investasi yang merusak lingkungan serta kehidupan mereka sebagai masyarakat adat.(fri/jpnn)
Marga Tingge, salah satu suku adat di Kabupaten Bovendibul menyampaikan penolakan tegas terhadap investasi perkebunan kelapa sawit.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News