Berita Terkini Tentang Anak-anak Warga Suku Asmat Papua, Bikin Sedih
Kondisi yang demikian, menurut Barbalina, membuat anak-anak warga Suku Asmat kesulitan mengikuti jadwal kegiatan belajar di sekolah.
Oleh karena itu, ada yang baru menyelesaikan pendidikan sekolah dasar pada usia 14 tahun, atau bahkan 18 tahun.
Selain itu, menurut Barbalina, warga Suku Asmat umumnya kurang memperhatikan pendidikan anak-anak mereka dan masih ada yang tidak mendaftarkan anak mereka untuk bersekolah.
Dalam upaya meningkatkan akses anak-anak warga Suku Asmat terhadap pelayanan pendidikan, ia menjelaskan, pemerintah sudah menggratiskan biaya pendidikan serta keperluan sekolah seperti buku pelajaran dan seragam.
Menurut dia, Dinas Pendidikan juga menggandeng tokoh agama dan tokoh adat untuk menggerakkan anak-anak warga Suku Asmat ke sekolah.
Selain itu, ia melanjutkan pemerintah daerah menyediakan pusat kegiatan belajar masyarakat di perkampungan, perpustakaan, dan sekolah satu atap bekerja sama dengan keuskupan.
Dengan upaya-upaya tersebut, anak-anak warga Suku Asmat diharapkan bisa menempuh pendidikan sampai tuntas.
"Mereka sebenarnya anak yang cerdas. Namun, hambatannya orang tua. Jadi, anak-anak dikasih tinggal mandiri akhirnya mereka lupa sekolah, pergi untuk kerja cari makan,” kata Barbalina.(Ant/fri/jpnn)
Barbalina Toisuta menyampaikan kondisi terkini anak-anak warga Suku Asmat di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News