Sebegini Harga Semen dan BBM di Kabupaten Puncak, Jangan Kaget
Saat ditanyakan kenaikan harga BBM, kata Orli, tergantung apabila kenaikan secara nasional.
"Kalau naik, ya kami juga kasih naik, tetapi selama ini tidak ada kenaikan, tetap harga Rp 40 ribu," ujar Orli.
Meski dengan harga segitu, Orli menambahkan tidak pernah mendapat protes dari pembeli karena memahami transportasi hanya menggunakan pesawat.
"Tidak pernah dikomplain, biasa saja. Malahan sekali angkut bisa satu ton dan kadang habis hanya butuh waktu seminggu kalau paling lama dia minggu," terangnya.
Selain BBM, harga semen di Distrik Ilaga didengarnya juga dapat membuat napas ngos-ngosan. Pasalnya, harga semen di ibu kota Puncak, ukuran 50 Kg dijual Rp 1,3 juta.
Pemilik toko bangunan Isak Bantu menjelaskan satu sak semen dijual dengan harga tersebut karena biaya angkut dan pesawat sangat mahal.
"Kami beli dengan harga Rp 100 ribu di Timika. Kemudian biaya angkut ke bandara Rp 1 juta, sesampainya di pesawat satu sak dihitung Rp 850. Jadi, satu kali naik pesawat biaya bisa mencapai Rp 20 juta lebih," katanya.
Untuk kebutuhan semen di Puncak, kata Isak, tidak begitu banyak karena penggunaan hanya untuk fondasi bangunan.
Transportasi udara menjadi faktor utama tinggal harga barang di kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News