Pengamat Militer: KKB Kerap Berbaur dengan Masyarakat di Papua
“Harus ada peran yang lebih relevan, yang bagian-bagian itu bisa kementerian/lembaga lain, atau fungsi-fungsi TNI lain,” kata Fahmi.
Panglima TNI saat jumpa pers di Timika, Papua, minggu lalu (17/4), setelah adanya insiden baku tembak KKB dan pasukan TNI di Mugi-mam, Nduga, Papua, menyampaikan operasi yang humanis di Papua ditujukan untuk melindungi masyarakat.
Akan tetapi, apabila pasukan TNI berhadapan dengan KKB, pendekatan humanis itu tidak tepat diterapkan.
“Operasi humanis itu bukan untuk KKB, itu untuk semua masyarakat Papua. Akan tetapi, jika KKB kontak (senjata, red.), masa kami humanis, ya habis. Kami humanis jika ada masyarakat, bersama-sama masyarakat kami menjaga daerahnya,” kata Panglima TNI.
Laksamana Yudo, pada kesempatan yang sama, menegaskan prajurit TNI dan anggota Polri di Papua bertugas mengamankan wilayah yang rawan teror KKB, dan melindungi masyarakat.
“Kami ditugaskan di sini untuk mengamankan daerah-daerah yang rawan, mengamankan masyarakat dari serangan-serangan KST. Kami ingin masyarakat semua dapat berkegiatan dengan aman, nyaman. Itu tugas kita bersama dengan Polri menjaga keamanan masyarakat,” kata Panglima TNI.(antara/jpnn)
Pengamat Militer Khairul Fahmi menilai pendekatan ini efektif untuk mengidentifikasi KKB yang kerap berbaur dengan masyarakat di Papua.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News