Kasus Campak di Papua Tengah Meningkat, Ini Penyebabnya
papua.jpnn.com, JAYAPURA - Kementerian Kesehatan RI melaporkan kasus campak di Provinsi Papua Tengah meningkat dalam tiga bulan terakhir akibat cakupan imunisasi yang rendah.
“Per 3 Maret 2023, kasus yang dilaporkan sebanyak 397 orang tersebar di tujuh kabupaten di Papua Tengah,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu di Jakarta, Minggu (5/3).
Tujuh kabupaten yang mengalami kenaikan kasus campak di antaranya adalah Nabire, Paniai, Puncak Jaya, Mimika, Puncak, dan Intan Jaya.
“Sekitar 48 orang telah terkonfirmasi laboratorium positif campak, terbanyak di Kabupaten Mimika 25 kasus, Kabupaten Nabire 16 kasus, dan Kabupaten Paniai 7 kasus.,” katanya.
Dari hasil pemeriksaan juga didapati satu kasus konfirmasi rubella di Kabupaten Mimika.
Dari kasus konfirmasi campak dan rubella tersebut, kata Maxi, sebanyak 19 orang masih menjalani perawatan, sedangkan 182 orang sudah dinyatakan sembuh dan dua orang meninggal.
“Jumlah kasus kematian tercatat dua kasus, satu kasus berasal dari Kabupaten Nabire dan satu dari Kabupaten Paniai,” katanya.
Dirjen Maxi menyebut kenaikan kasus campak di Provinsi Papua Tengah disebabkan oleh rendahnya cakupan imunisasi MR untuk anak-anak pada 2022.
Kementerian Kesehatan RI melaporkan kasus campak di Provinsi Papua Tengah meningkat mengalami peningkatan. Nih penyebabnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News