BPS Ungkap Pemicu Papua Barat Mengalami Deflasi pada Februari 2023
papua.jpnn.com, MANOKWARI - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan indeks harga kelompok transportasi 1,82 persen menjadi pemicu Papua Barat sehingga mengalami deflasi 0,35 persen (m-to-m) pada Februari 2023.
“Penurunan harga kelompok transportasi memberi andil terhadap terciptanya deflasi sebesar 0,23 persen,” kata Kepala BPS Papua Barat Maritje Pattiwaellapia di Manokwari, Rabu (1/3).
Kelompok lainnya yang juga mengalami penurunan indeks adalah makanan dan minuman 0,70 persen dengan andil deflasi 0,24 persen, serta kelompok perawatan pribadi 0,83 persen dengan andil deflasi 0,04 persen.
Dia menjelaskan dua kota IHK di Papua Barat yaitu Kota Sorong dan Manokwari mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,24 persen dan 0,73 persen.
Untuk Kota Sorong, penurunan indeks harga transportasi mencapai 2,63 persen dengan andil deflasi 0,34 persen, diikuti kelompok makanan dan minuman 0,23 persen, dan perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,37 persen.
Sedangkan di Manokwari, deflasi didorong oleh kelompok makanan dan minuman 2,28 persen dengan andil 0,82 persen, perawatan pribadi dan jasa lainnya 2,07 persen, dan kelompok pakaian dan alas kaki 0,01 persen.
Maritje melanjutkan ada lima komoditas yang memberikan andil terbesar deflasi di Kota Sorong, yaitu angkutan udara, cabai rawit, ikan ekor kuning, tomat dan ikan cakalang.
Untuk Manokwari, lima komoditas penyumbang deflasi adalah ikan cakalang, ikan mumar, ikan ekor kuning, sirih, dan cabai rawit.
BPS membeberkan pemicu Papua Barat mengalami deflasi 0,35 persen (m-to-m) pada Februari 2023.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News