Christina Aryani Merespons Panglima TNI Soal Operasi Siaga Tempur di Papua
papua.jpnn.com, JAYAPURA - Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani berharap TNI tidak terpancing mengambil langkah yang berlebihan di Papua, terutama setelah kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyerang pasukan TNI di Mugi-man, Nduga.
Christina Aryani berharap TNI tetap fokus pada misi pembebasan pilot Susi Air yang disandera KKB serta misi penyelamatan prajurit yang masih hilang dan evakuasi.
“Kami berharap TNI tidak terpancing untuk mengambil langkah serang berlebihan, tetapi fokus pada upaya pembebasan sandera, penyelamatan prajurit yang masih dinyatakan hilang serta proses evakuasi,” kata Christina saat dihubungi di Jakarta, Rabu (19/4).
Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memerintahkan prajuritnya di daerah-daerah yang rawan teror KKB atau kelompok separatis teroris (KST) untuk siaga tempur setelah KKB menyerang pasukan di Nduga, Minggu (15/4).
Akibat serangan itu, satu prajurit TNI Pratu Miftahul Arifin dari Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna gugur dan tiga prajurit lainnya terkena luka tembak, serta satu prajurit luka-luka karena terjatuh.
Empat prajurit yang luka-luka tersebut telah dievakuasi pada Selasa (18/4).
“Di daerah-daerah tertentu (yang rawan, red.) kami ubah menjadi operasi siaga tempur. Di Natuna itu ada operasi siaga tempur laut. Di sini ada operasi siaga tempur darat. Artinya, ditingkatkan, dari yang tadinya soft approach, dengan menghadapi serangan seperti yang terjadi pada 15 April lalu tentunya kami tingkatkan menjadi siaga tempur,” kata Laksamana Yudo di Papua, Selasa (18/4).
Panglima TNI menjelaskan naluri tempur para prajurit harus diperkuat sehingga mereka siaga dan siap saat berhadapan dengan kelompok separatis/kelompok kriminal bersenjata.
Anggota Komisi I DPR Christina Aryani merespons langkah Panglima TNI meningkatkan status operasi menjadi siaga tempur dalam misi pembebasan pilot Susi Air.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News